Sore itu, halaman belakang rumah keluarga Mahardika tampak begitu tenang. Matahari mulai turun perlahan, memantulkan cahaya keemasan di permukaan kolam renang yang jernih. Namun, di antara ketenangan itu, dua sosok wanita terlihat duduk santai di kursi rotan, menyesap minuman dingin dengan senyum licik di wajah mereka. Ratih mengenakan gaun santai berwarna merah marun, kakinya disilangkan, sementara Reina duduk di sebelahnya dengan rambut terurai, memutar sedotan di dalam gelas lemon tea-nya dengan gaya manja. “Ah…” Ratih menarik napas panjang, menatap pemandangan kolam yang tenang. “Akhirnya… sesuatu yang selama ini kutunggu juga terjadi.” Reina tersenyum sinis. “Ya, Mama. Lihat saja wajah Reinaldi tadi… benar-benar kehilangan wibawa di depan Tuan Reymon.” Ia terkekeh pelan. “Dan Faiza