Adit sedang duduk bersandar di ranjang sambil menscrolling layar ponselnya saat Nayla naik ke ranjang setelah mengoleskan krim malam. “Ini bagus enggak, Yang?” Adit menunjukkan konsep kamar anak di layar ponselnya. “Buat siapa? Zahra?” “Iya. Mas Angga tadi telepon. Kita ngobrolin project rumah kebun sama akhirnya rumah ini deh. Mas Angga udah kasih ijin kamarnya buat jadi kamar Zahra aja.” “Kalau Mas Angga pulang gimana?” “Bisa di kamar tamu di bawah atau di rumah kebun katanya. Tapi abis itu mba Sekar telepon juga kan. Dan kamar dia juga katanya renov aja jadi kamar anak. Kamar mba Sekar buat kamar cewek, kamar mas Angga buat kamar cowok. Jadi anak-anak bisa tidur bareng kalo di sini. Emak-emaknya bisa pakai kamar tamu atau sama kamu katanya, Yang.” Nayla tersenyum. “Boleh juga ideny