Sudah empat hari ini Adit ke toko bersama ayahnya meski hanya setengah hari dan dengan protokol kesehatan yang sangat ketat yang ia terapkan untuk dirinya sendiri. Full masker. Menjaga jarak dengan orang lain. Dan dia akan langsung mandi membersihkan diri begitu sampai rumah. “Adek masih rewel tadi?” dia menatap rindu bocah mungil yang masih terlelap di kasurnya. Badannya sudah segar setelah mandi. “Sempet nangis sih. Tapi gak kejer kayak waktu hari pertama ditinggal,” Nayla menyodorkan cangkir berisi minuman rempah yang masih hangat. “Diminum dulu, Mas.” “Makasih ya, Yang.” “Sini aku keringkan rambutnya,” Nayla meraih handuk kecil yang dipegang Adit, dan naik ke atas kasur, bersimpuh di belakang suaminya. “Aku kasih tonik ya, Mas,” “Hmm,” Adit menyeruput isi cangkirnya sementara Nay