Meski tak merasakan Ramadhan utuh satu bulan bersama suaminya, tapi Nayla tetap bersyukur lebaran kali ini dilaluinya bersama suami dan keluarganya. Ia tak perlu merasakan mertua yang bagai musuh bebuyutan. Dan suaminya, meski pada awalnya mengacuhkan dan menganggapnya tak ada, perlahan bisa menerimanya dalam hitungan bulan. Ketika satu per satu kakak Adit kembali ke kota tempat tinggal masing-masing, rumah itu kembali sepi dari gelak anak-anak. Membuat Nayla semakin mengerti mengapa ayah dan ibu mertuanya menginginkan anak bungsu mereka tinggal di dekat mereka. “Aku resign aja apa ya, Nay?” kata Adit suatu malam setelah rumah kembali sepi. “Kenapa?” “Biar nanti anak-anak kita di sini aja. Ayah sama Ibu kayaknya seneng banget kalau ada cucu-cucunya.” “Setiap kakek dan nenek pasti beg