Pelukan Hangat

1350 Kata

Sudah tiga hari Adit di rumah. Tak sekalipun ia turun ke bawah. Makan sahur dan buka puasanya akan diletakkan Nayla di tangga. Ia pun melakukan komunikasi di tangga. Nayla akan duduk di bawah, sementara Adit duduk di undakan teratas. Dengan cara itu biasanya mereka mengobrol dan akan berakhir setelah Adit tertawa karena Nayla yang merona karena ia menggodanya. “Mas, kamu gak ada keluhan kan?” tanya ibunya saat mereka mengobrol sore itu menjelang berbuka puasa. “Ya banyaklah. Bosen. Pingin ngelus baby aku. Pengin peluk istri.” “Mulai dah,” ibunya malah ganti mengeluh mendengar jawaban Adit. “Pusing, atau kayak mau flu gitu ada enggak?” “Ibu yang jelas dong ngomongnya.” “Kamu gak kontak sama siapapun kan Dit selama di jalan?” tanya ayahnya. “Enggak. Bahkan sejak aku diambil sampel untu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN