Syasa sudah menjelaskan semuanya. Tentang apa yang sudah terjadi sebenarnya. Dari pertemuan dengan pria itu di dalam mobil, sampai di depan toilet mall. "Aku tidak menyangka, kalau akan jadi seperti ini akhirnya, Ayah, Bunda. Maafkan aku." "Jadi bagaimana ini, Ayah?" Nysa menepuk paha Aryan. "Bagaimana, aku juga bingung." Aryan mengusap dahinya. Hari ini, ia sudah menerima puluhan telpon, dan ratusan pesan, ucapan selamat atas hubungan Syasa, dengan pria anak konglomerat asal Kalimantan itu. "Syasa punya nomer telpon pria itu, Sayang?" Tanya Aryan. "Tidak, Ayah." Syasa menggelengkan kepala. "Kita harus menghubungi pria itu, agar salah paham ini bisa diluruskan." "Bagaimana caranya kita bisa menghubungi mereka, Abang?" "Aku yang akan datang ke kantor mereka di sini. Masalah ini tid