SYASA. 7 BELUM GOL

1666 Kata

Hembusan napas Aryan menyentuh wajahnya. Tanpa sadar, mata Syasa terpejam. "Buka matamu, Sya. Jangan buat aku tergoda. Aku bukan malaikat yang tak punya napsu. Aku bisa menahan diri, asal kamu tak menggoda." Aryan masih berbisik di depan wajah Syasa. Mata Syasa terbuka, lalu matanya melotot, sambil mendorong d**a Aryan. Wajah Syasa memerah. "Jadi selama ini, kalau ada yang menggoda, Om langsung sikat saja!" Seru Syasa gusar. Aryan tersenyum, ditegakkan tubuh, kepalanya menggeleng. "Tidak, Sya. Aku ini produk jaman dulu. Umi orang yang bisa dikatakan kolot. Meski Umi tidak berkata secara langsung, apa yang ia suka, atau tidak, tapi kami tahu, apa yang akan membuat perasaannya terluka." "Sayang sekali sama Umi ya?" "Tentu saja. Dia sudah mengandung, melahirkan, dan membesarkan aku. Di

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN