Usai senam, para peserta mulai membubarkan diri. Beberapa masih melirik-lirik ke arah Alula dan Arga, terutama saat Arga membantu Alula memakai jaketnya dengan lembut, lalu membawakan tas kecil milik istrinya itu. Di parkiran, mereka berjalan berdua. Alula tampak menunduk, sedikit malu atas sorotan tadi. Tapi Arga menggenggam tangannya erat. “Aku suka tempat ini,” ujar Alula pelan. “Tapi tadi aku kira kamu nggak akan datang.” Arga menoleh, menatap Alula dengan lembut. “Aku bilang aku bakal selalu ada, kan?” Alula tersenyum, meski matanya mulai berkaca-kaca. “Kamu serius?” “Aku serius,” jawab Arga sambil mengecup punggung tangan Alula. “Kalau kamu butuh aku, panggil. Sekarang bukan cuma kamu yang berjuang, tapi kita.” Beberapa peserta senam melewati mereka di parkiran dan kembali menc