--- Mobil Arga melaju kencang membelah malam yang sepi. Di kursi penumpang, Alula meringkuk lemah, tubuhnya menggigil dan peluh dingin mengalir deras. Tangannya menggenggam erat sabuk pengaman sementara wajahnya pucat pasi. Sesekali Arga melirik ke arahnya dengan tatapan penuh panik. “Tahan sedikit lagi, Alula. Kita hampir sampai,” ucapnya tegas namun lembut, mencoba menenangkan meski suaranya terdengar gemetar. Begitu sampai di rumah sakit, Arga langsung membawa Alula ke unit gawat darurat. “Tolong! Istri saya hamil—dia kesakitan hebat!” teriaknya pada petugas jaga. Tanpa membuang waktu, beberapa perawat datang dan membawa Alula ke ruang observasi. Arga hanya bisa menatap punggung Alula yang menjauh di atas ranjang dorong. Beberapa menit terasa seperti seabad. Tak lama, seorang dokt