Jari Arga yang memegang sendok berhenti di udara. Dadanya terasa menghangat bukan karena cemburu, tapi karena kemarahan yang tak bisa ia jelaskan. Kenapa Aldric begitu perhatian pada Alula? Apa maksudnya? pikir Arga penuh kecurigaan. Claudia yang duduk di depannya menyadari perubahan itu. “Kamu kenapa? Kelihatan seperti habis lihat sesuatu yang nggak menyenangkan,” tanya Claudia sambil menyesap tehnya. Arga buru-buru mengunci ponselnya dan memasang ekspresi datar. “Nggak. Cuma ada hal kantor,” jawabnya singkat. Tapi pikirannya tak bisa lepas dari bayangan Alula yang menerima perhatian dari pria lain. Meskipun ia bersama Claudia—wanita yang dulu begitu ia cintai—hati kecilnya terusik. Ia tahu, pernikahannya dengan Alula adalah perjanjian, tapi kenapa hatinya terasa panas saat melihat pri