Saat keadaan Arletta membaik dan bisa berpikir dengan rasional tujuannya hanya satu, pergi ke kantor tempatnya bekerja. Ada hal yang harus Arletta kerjakan di sana. Berlarut menangis dan terdiam maka semuanya akan percuma. Fakta demi fakta yang menghampirinya cukup mengejutkan dan membuatnya hampir saja berpikir tak rasional. Namun Arletta akhirnya bisa memutuskan apa yang harus dilakukannya demi menyelamatkan hidupnya. Jika memang itu karma untuknya karena sudah menyakiti banyak orang maka ia hanya bisa menerima itu semua tanpa harus bekeluh kesah lagi. Ini sudah menjadi jalannya sendiri dengan menerima itu semua dan mencoba menjalaninya. “Arletta, kenapa kau ada di sini? Ingin bertemu denganku?” tanya pria paruh baya itu. Arletta memaksakan senyumnya lalu menganggukkan kepalanya. Wanit