Raga tidak mengerti apa maksud kalimat Nindi. Namun berkat itu, suasana tegang di antara mereka memanas. Wajah Nindi sudah bengkak karena menangis, tisu sudah menyingkirkan air matanya. Dia menyantap makanan itu tanpa menatap Raga sedikit pun. Mood-nya jungkir balik 180 derajat secepat itu dan Raga satu-satunya yang ingin meledak. "Ga ... kamu boleh nolak aku sekarang, tapi kamu inget 'kan gimana dulu kita saling memiliki?" Raga menutup mata, memulihkan emosi. "Jangan bahas masa lalu." "Aku bisa bener-bener mati tanpa kamu, Ga. Kamu yang paling tau penderitaan aku." "Ngaco kamu." Di depan sana, Reksi melambaikan tangan penuh semangat. Mengambil lompatan penuh ke kolam dan berenang gaya punggung seperti pro—untuk anak seusianya. "Kamu nggak percaya?" Nindi menantang. Di dalam hati