"Nggak. Gue yang akan ke Bandung sendirian." "Tapi, Ro—" Kalimat Salma tertahan ketika Romero menatapnya, berekspresi keras seolah-olah tidak mau menerima bantahan. Pada awalnya Salma masih membalas tatapan itu, tapi kemudian pandangannya dibuang jauh. Dia menatap kaki-kakinya di lantai. Sesekali menarik napas. Ada setitik air mata di sudut matanya yang perih, Romero berdecak karena lagi-lagi harus melihat gadis itu menangis. Dia memalingkan wajah. "Jangan nangis, Sal." Salma menjawab dengan suara bergetar, "Tapi dari sini ke Bandung cuma butuh tiga jam, Ro." Romero tidak segera merespon. Dia mengamati Salma sambil berpikir keras. Tubuh kecil Salma akhir-akhir ini makin kurus dan kulitnya berubah pucat. Salma pada dasarnya memang ramping, tapi kali ini tulang pipinya menonjol karen