Kedua perempuan itu masih saling berdiam diri meski satu sama lain sudah saling menyebutkan nama. Baik Dara atau Nanda, keduanya seolah membatu di posisinya. Sepuluh tahun waktu yang tak terlewat di mana keduanya tak pernah bertemu dan bertegur sapa apalagi berbicara, membuat kerinduan itu menyeruak bak aliran air sungai yang melimpah. Perlahan Dara juga Nanda melangkah maju. Disaksikan oleh sepasang mata seorang lelaki yang matanya sudah berbinar hari, keduanya pun berdiri memandang ketika sudah berhadapan. "Nanda?" tanya Dara memastikan khawatir ia salah orang. "Dara," Kebisuan yang cukup lama melanda akhirnya berujung sebuah pelukan hangat nan rindu. Entah siapa yang maju lebih dulu, namun sepertinya mereka sama-sama ingin menyapa melalui sentuhan satu sama lain. "Ya Tuhan, aku