Trauma itu masih terlihat di wajah Sukma yang saat ini sudah berada di kamarnya, di pondokan khusus karyawan kediaman Aldebart. Bu Sita bersama seorang pelayan lain yang merupakan teman satu kamar Sukma, tengah menenangkan gadis itu yang kerap menangis sewaktu-waktu. Tidak terlalu histeris sebab sepertinya ia masih sadar di mana ia berada saat ini. Lima belas menit kemudian Sukma akhirnya bisa tenang dengan sisa suara sesenggukan yang terdengar memenuhi area kamar. "Kamu temani Sukma sampai ia tidur!" perintah Bu Sita kepada anak buahnya itu. "Baik, Bu." Bu Sita pun meninggalkan kamar Sukma dan menemui Lian yang sudah menunggunya di area dapur bersih. "Apa yang terjadi? Aku pikir kalian tidak akan peduli lagi padanya?" tanya Bu Sita sembari menjatuhkan tubuhnya di atas bangku.