Bab 81. Akhir Tragis Mereka

2525 Kata

Jangan remehkan seorang pendiam. Ingat! Seorang sniper juga tidak bersuara, tapi mematikan. Mungkin itu sebaris kalimat yang cocok untuk mama Deva. Dua puluh tahun lebih dia pura-pura bodoh, padahal dia tahu segalanya. Sayang, diamnya justru membuat tiga orang di hadapannya itu makin keranjingan. Seandainya saja Salma tidak berbuat sejauh itu sampai membunuh Alana, pasti Arum juga tidak akan membalas sekeji ini. Mata dibalas mata. Nyawa dibayar nyawa. Bukan cuma mereka bertiga, tapi semua yang terlibat menyakiti anaknya dapat balasan sesuai porsi masing-masing. Dalam hal ini tentu saja Salma akan jadi yang paling berat hukumannya. “Untung saja iparmu tidak ikut. Kalau tidak pasti langsung mutah lihat kayak gitu.” ujar Ezra ke Liam. Siapa lagi kalau bukan Cello yang dimaksud. “Bukan mun

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN