Tok tok (Bunyi ketukan pintu)
Bunyi ketukan pintu membuyarkan fokus Erland pada komputer didepannya.
Kacamata yang bertengger tak mengurangi ketampanan dan ketajaman wajahnya.
"Masuk" Ucapnya.
"El ayo makan siang?" Ajak Rio sahabat sekaligus partner kerja nya.
"Ga bisa banyak kerjaan!" Jawab Erland dingin,dengan kacamata yang bertengger di hidung mancung nya.
"Ayolah eL, lo tuh kebanyakan kerja,santai lah sekali kali" Rio memaksa.
"Kerjaan gue banyak." Cuek Erland.
"Udahlah gue gak mau tau! gue tunggu diparkiran! kalo nggak, gue aduin Tante Marina tau rasa lo!" Ancam Rio.
Erland memang tak dapat menolak ajakan Rio,apalagi saat dia memakai embel-embel nama mama nya.
Dia tahu jika mamanya akan sangat berisik jika mendapat aduan apapun tenyangnya.
Mau tak mau Rio bersedia menerima ajakan Rio.
Memang Rio lah satu satunya orang yang berani seperti itu pada Erland ,selaku ceo dari perusahaan nya sendiri.
*
BUGH !!!
Sebuah suara terdengar setelah Adell membuka pintu mobil.
"Suara apaan ya ?" Heran Adell serasa ada yang tertabrak pintu mobil tadi.
Adell tak sengaja membuka pintu mobil disamping Erland yang sedang berjalan dan langsung membuatnya terjatuh.
Adell meringis "Ya ampun ! maaf saya ga sengaja ! Aduh maaf sekali lagi!" Ucap Adell.
Adell mencoba membantu membangunkan nya.
Dengan sikap cool, Erland bangun dari jatuhnya dan membersihkan kembali kemeja nya yang kotor terkena kopi yang dibawanya.
"Maaf kamu itu ga akan bisa bikin baju saya bersih lagi." Ucap Erland dingin.
"Saya minta maaf pak," Ucap Adell lagi,Adell mencoba membantu membersihkan,namun di tepis oleh Erland.
"Apa kamu tidak bisa bertindak lebih hati-hati?" Cuek Erland tanpa melihat wajah Adell.
"Iya,saya minta maaf pak sekali lagi,saya gak sengaja" Kata Adell memohon.
"Sayangnya,saya ga butuh maaf kamu!" Erland tetap kekeuh.
Erland berjalan meninggalkan Adell "Dasar ceroboh!" Gumam Erland yang mungkin terdengar oleh Adell.
"Maksud anda apa ?!!" Hardik Adell membuat langkah Erland terhenti.
"Saya dengar lho! Saya sudah minta maaf sama kamu secara baik baik ya!!"
"Oh saya tau orang seperti kamu mana mungkin mengerti dengan kata maaf,bahkan sepertinya orang kayak kamu gak pernah minta maaf !! jangan mentang mentang punya jabatan,kamu bisa seenaknya sama orang lain,saya tahu kok orang-orang seperti anda bagaimana!" Ucap Adell tanpa mantap.
Adell memanas gegara sikap Erland yang kelewat batas
"Saya jadi tau,kalau orang seperti anda ini adalah orang yang gak bisa menghargai orang lain!yang ingin dihormati tapi gak mau menghormati! sombong!" Lanjut Adell panjang lebar.
Erland terpaku mendengar ucapan Adell, baru kali ini ada yang bicara padanya dengan panjang lebar dengan aksen marah marah pula.
Ia berbalik menghadap Adell kembali.
"Kamu gak tau ya siapa saya?" Tanya Erland dingin sembari mencondongkan badan nya di hadapan wajah Adell.
"Nggak !! Dan saya gak mau tahu !! Peduli amat!"Lantang Adell.
"kamu akan tahu nanti."
"Saya bilang saya tidak peduli!"
tap.. tap.. tap
Adell mundur menjauh dari Erland,jarak mereka hanya 1 meter jauhnya.
"Sekali lagi saya gak peduli !!" Dengan jelas Adell menekan kan bahwa ia tak peduli dengan siapa dia bicara.
"Yang jelas, kamu bukan orang yang patut saya hormati, terima kasih !!" Ucap Adell lantang.
Perlahan Adell menjauhi Erland dan meninggalkannya dengan tatapan tajam.
Erland sedikit kaget kembali dengan kata yang diucapkan Adell tadi,namun segurat senyuman tersungging dibibirnya.
Baru kali ini ada perempuan yang menolaknya secara lantang.
Erland lalu pergi meninggalkan area parkir.
*
"Maaf ya lama?" Tanya Adell sesaat ia sampai.
"Kita udah berjamur Dell kayak tempe!" Ejek Mia.
"Hehehe maaf ya ??" Adell terkekeh.
"Terus kamu kenapa? keliatan kesel banget?" Tanya Mia .
"Oh itu,aku gak sengaja bikin orang jatuh,tapi aku udah minta maaf kok,cuma orang yang aku tabrak sombong banget!" Cerita Adell kesal.
"Tapi kamu ga apa apa Mutti?"Tanya Daffa cemas.
Adell menggeleng.
"Beneran?" Tanya lagi Daffa.
"Panas ya Mi disini! panas!" Sindir Akshan sambil berkipas.
Daffa yang menyadari itu segera kembali lagi keperbincangan awal tadi.
"Daf,gimana kabar cewe lu yang di surabaya? Kuat lo LDR an ??" Tanya Akshan.
Mia yang mengetahui situasi ini segera memberikan kode pada Akshan.
"Aw Aw !!" Pekik Akshan yang dicubit pinggangnya oleh Mia.
"Kenapa lo ?" Tanya Daffa.
"Ngga,kayaknya digigit semut, gue" Bohong Akshan yang sedari tadi dipelototi Mia.
"Aku ke toilet dulu ya?" Izin Adell.
"Iya hati-hati" Ucap Daffa.
Mia pun berniat menyusul Adell,Mia tahu apa yang akan terjadi dengan Adell, Adell pasti sakit mendengar pertanyaan Akshan tadi.
Sambil menatap tajam mata Akshan Mia menyusul Adell.
"Yaa salah deh gue" Batin Akshan yang keceplosan bertanya pada Daffa.
Mia mencari keberadaan Adell di toilet,ia mendapati Adell sedang menangis didepan kaca.
"Adell?" Panggil Mia lembut.
Cepat-cepat Adell mengusap air mata nya yang jatuh,karna tidak ingin Mia tahu kalu ia menangis.
"Mia ?! Ngapain disini ?? Ayo kita balik lagi" Ajak Adell.
Adell hendak pergi meninggalkan toilet,namun Mia menahan tangannya seketika.
"Kamu gak bisa begini terus Adell !" Ucap Mia khawatir.
"Aku ga apa apa kok !" Bantah Adell,memncoba bersikap baik baik saja.
Namun Mia tak dapat dibohongi,ia sangat mengerti Adell,Mia ingin mencoba bicara dari hati ke hati dengan Adell.
"Aku ini sahabat kamu,aku tau gimana kamu ! aku tau dimana kamu bohong dan nggak! dan sekarang ini kamu bohong Adell !" Ucap Mia karena ia paling tahu tentang Adell.
Adell terdiam mendengar ucapan Mia.
Apakah dia harus mengatakan semuanya pada Mia ??
Tapi tak ada gunanya,apapun itu tetap kenyataan pahit yang ada.
"Bilang Adell,cerita sama aku,apa yang kamu rasain sekarang ? aku ini temen kamu kan?!"Kesal Mia.
Adell pun memeluk Mia dengan erat dan menumpahkan semua air matanya di pundak Mia.
"A..aku..ga tau harus gimana lagi mi,aku ga tau harus apa,kenapa tuhan ngasih aku perasaan ini,kenapa ..?! Aku gak vbisa setiap saat dengar kalau Daffa,..dia.." Isak Adell menangis sesenggukan.
ia tak sanggup lagi melanjutkan perkataannya.
"Udah! udah! Aku ngerti,aku ngerti kok."
"Aku salah ya mi cinta sahabat sendiri ??aku salah ya punya perasaan kayak gini sama Daffa?? aku tau aku salah!" Tanya Adell semakin terisak,terdengar seperti menanyai diri sendiri.
"Ga ada yang salah Adell,perasaan itu ga bisa disalahkan dan dipaksakan,cuma salah saja penempatannya,mungkin Daffa belum sadar sama apa yang kamu rasain,biarin aja itu jadi rahasia mu, kalau kamu memang ga mau bilang yang sebenernya sama Daffa, berhenti nyalahin diri sendiri!" jelas Mia menyemangati sekaligus memperingati.
"hiks..hiks.."Isak Adell.
Adell masih terus terisak menumpahkan air matanya,hatinya tak mampu membendung sendirian beban itu.
Cinta sahabat itu amat menyakitkan,bertahan menjadi teman adalah jalan terbaik.
Perasaanya tak tertahankan,Adell amat menyayangi Daffa.
"Udah ya,kamu hapus air matanya sekarang! kamu kuat! kamu harus bisa bangun! aku akan selalu ada buat kamu,aku tau kok kamu itu cewek kuat ! Mana Adell yang strong ?? Adell yang bisa melawan semua masalah di dunia ini!" Mia menyemangati Adell dan mengusap air mata di pipi Adell.
"Makasih ya Mi,kamu selalu ada buatku,dan cuma kamu yang paling mengerti soal aku,aku minta maaf ya selalu bikin repot." Ucap Adell sendu.
"Emang ! Tapi aku seneng di repotin kamu !" Ucapnya sambil tertawa.
Adell tersenyum lebar pada Mia.
Setelah lama mereka berbicara dari hati ke hati,akhirnya mereka memutuskan kembali ke meja untuk makan siang.
Sementara Daffa dan Akshan masih menunggu mereka di ujung cafe.
Dibalik tembok seorang lelaki tak sengaja mendengar perbincangan dua orang wanita tadi dan mendengarkan apa yang mereka bicarakan, entah dari kapan ia berdiri disamping pintu toilet,tanpa diketahui Adell dan Mia.
-
Erland pov*
Siapa perempuan ini?
Apa dia tidak tahu aku siapa?
Tapi aku salut dengan ketegasannya,tak memandang siapapun yang tak punya rasa hormat akan ia tegur.
Tapi apakah dia akan bersikap sama jika tahu aku adalah pemilik perusahaan ini? entahlah.
Aku lupa mengambil jam tanganku ditoilet,mau tak mau aku harus kembali kesana,aku melangkahkan kaki kembali memasuki toilet.
Sangat kebetulan toilet lelaki bersebelahan dengan toilet wanita.
Sayup-sayup aku mendengar dua orang wanita tengah berbicara,dengan salah satunya terdengar terisak,bukan maksudku ingin menguping,namum perbincangan mereka terdengar menarik.
Aku tahu siapa wanita yang menangis itu,dia wanita yang membuatku terjatuh dan mengotori kemejaku.
Aku tahu kenapa dia menangis,cukup menarik jika aku jadikan dia sekretarisku.
*
*
To be continue . . . .
Thank you very much 😘😘😘😘😘