Diruangan luas bernuansa modern inilah Erland menghabiskan waktu kerja nya,begitu fokusnya Erland bekerja dengan kacamata yang masih bertengger dihidung mancungnya,sesekali ia mengarahkan pandangan ke arah lain,entah apa yang sedang difikirkannya.
Sesosok bayangan wanita kembali muncul dikepalanya,sejak kapan hal itu terjadi ?? Erland juga tak mengerti.
"Yo,keruangan gue" Perintah Erland segera menutup teleponnya.
Tok tok tok !
Bunyi ketukan pintu terdengar dari luar.
"Masuk"Suruh erland.
Rio membuka pintu dan melangkah kan kakinya mendekati Erland yang tengah sibuk dengan pekerjaannya.
Entah kenapa Erland tiba-tiba memanggilnya.
"Ada apa eL memanggil gue kesini?" Tanya Rio.
"Gue minta bantuan." Jawab Erland tanpa memalingkan wajahnya dari layar laptop.
"Bantuan apaan?"Rio penasaran.
"Tolong lo cari informasi soal perempuan bernama Adell di kantor ini." Pinta Erland.
Rio membulatkan matanya pertanda ia tak percaya bahwa Erland akan menyelidiki seorang perempuan,karna ia tahu sahabat nya ini tak pernah dekat dengan perempuan apalagi sampai mencari tahu.
Benar-benar diluar dugaan.
Dengan rasa kepo yang tinggi,Rio kembali bertanya.
"Lo serius ?" Rio tak percaya.
Erland hanya mengangguk.
"Wait.. wait..wait !! tapi ada apa ini ? lo tiba tiba meminta gue buat cari cewek ini? dan gimana bisa gue nyari nya ?? nama Adell banyak banget eL dikantor ini!" Tanya Rio terheran sekaligus tak percaya.
Erland memberikan sebuah id card kepunyaan Adell.
"Tolong otaknya digunakan." Erland kalau sekalinya ngomong bukan main.
"Lo stalker ya eL ? darimana lo dapat id card ini?" Tanya Rio heran menyelidik.
"Sialan lo !"Gerutu Erland.
flashback on
"Saya gak peduli!" Ucap Adell sambil berlalu meninggalkan Erland.
PLUK !
sebuah id card jatuh tanpa disadari pemiliknya, Erland mengambil id card ini dan membaca semua isinya.
"Mutiara Adellia ?" Gumam Erland.
"Nama yang bagus"Erland menaikkan satu alisnya.
Segera ia kantongi id card tersebut agar bisa dikembalikan kepada pemiliknya.
flasback off
Rio manggut-manggut"Oh seperti itu"
"Ya sudah gue usahakan ya ? tapi sabar!" Ucap Rio.
Tanpa memalingkan wajahnya "Thanks ya bro" Ucap Erland.
"Iya demi lo !" Ucap Rio sambil berlalu.
Setelah Rio keluar dari ruangannya,Erland bangun dari kursi kerjanya menuju sebuah kaca besar penutup gedung ini.
Pandangan nya terarah pada langit kosong dihadapannya,entah apa yang difikirkan Erland saat ini,fikiran kembali mengenang sesuatu.
flashback off
Erland tanpa sengaja mendengarkan pembicaraan dua orang wanita didalam toilet,membuatnya penasaran apa yang dibicarakan kedua wanita ini.
Padahal ini adalah toilet wanita,mudah mudahan saja tak ada yang mengiranya sedang mengintip.
"Udah dell,kamu ga bisa salahin perasaan kamu sendiri,semua orang berhak mendapatkan yang terbaik,tapi dengan caranya masing masing," Jelas Mia.
"Tapi Mia,aku tulus sayang sama Daffa,kamu tau kan aku kalo udah cinta? ga gampang buat aku membuang perasaan ini,terus aku harus gimana ?"Isak Adell.
"Iya aku tahu kok,kamu selalu tulus dalam hal apapun,tapi gak semua orang tau dan mau menerima ketulusan kamu,kamu harus kuat Adell," Ucap Mia menyemangati.
Dengan perbincangan yang panjang,sekali lagi kedua sahabat itu bisa mengatasi masalah yang dihadapi salah satu diantaranya,tanpa harus ada yang tersakiti satu sama lain.
flashback off
Erland menarik nafas dalam,me-rilex-an tubuh lelah nya.
"Aku harus bisa mendapatkan perempuan itu, bagaimana pun cara nya."Ucap Erland semangat.
__
Ping... !
From Daffa :
"Mutt,kayaknya kita ga bisa pulang bareng hari ini,aku ada keperluan mendadak,ga apa_apa kan mutt?"
From Adell :
"Ga apa_apa kok fa"
From Daffa:
"Maaf ya,hati-hati ya mutt."
From Adell :
"Iya gak apa apa Daffa."
Karna Daffa yang tak bisa mengantarnya pulang hari ini,alhasil Adell pulang sendiri menggunakan taksi online.
"Adell,Daffa mana ? bukannya kamu bareng sama Daffa ?"Tanya Mia heran.
"Daffa ada keperluan,jadi ga bisa bareng katanya,"Jawab Adell.
" Oh..maaf ya Adell aku juga ga bisa ngajak bareng kamu, aku harus jemput mama di rumah tente Indira,jalan kita berlawanan sih,gimana?"Sesal Mia.
"Gapapa mi,aku bisa naik taksi kok,lagian aku juga biasa bawa mobil sendiri,cuma lagi di bengkel aja jadi naik taxi,hehe,"Ucap Adell terkekeh.
"Ya udah hati-hati ya? aku duluan." Ucap mia sedikit tak enak.
Mia berlalu meninggalkan menggunakan sepeda motor kesayangannya.
Lama Adell menunggu taksi,namun tak ada satupun taksi online yang menerima orderannya,Adell pun mulai khawatir,karna matahari sudah kehilangan sinarnya.
Entah apa yang harus dilakukan saat ini,hanya menunggu taksi yang berharap akan mengantarkannya pulang.
Adell terus melirik jam ditangannya "Hufft.. ya ampun,gimana caranya aku pulang kalau begini??"Dengus Adell menarik nafasnya berat.
Di lain tempat seseorang memperhatikannya dari kejauhan dan mulai memikirkan sesuatu untuk dilakukan
Tiiin..tiiin ! (bunyi klakson mobil)
Bunyi klakson membuyarkan lamunannya,Adell menaikkan satu alisnya karna heran mobil siapa yang mengklaksoni nya saat ini.
Mata Adell membulat setelah tahu siapa yang didalam mobil.
Lelaki yang ia tabrak tadi ! dan itu adalah CEO perusahaannya bekerja!
"Masuk!"perintah Erland.
Adell sedikit berfikir, bukan kah ini orang yang dia maki tadi siang?
Adell meringis,dia sudah tahu lelaki yang ia maki tadi siang adalah bos nya!
"Orang ini lagi,masalah ini!"gumam Adell heran.
Sontak Adell menggelengkan kepalanya dengan cepat mengisyaratkan kalau dia tak mau naik mobil Erland.
"Masuk atau saya pecat !"Ancam Erland.
Matanya membulat mendengar ancaman sang boss,Adell semakin meringis mendengarnya.
"I..iya!" Mau tak mau Adell mengikutio perintahnya.
(Suara pintu mobil tertutup)
Bunyi pintu mobil tertutup tanda bahwa Adell telah masuk.
"Bapak ngapain nyuruh saya masuk ?"Tanya Adell heran sekaligus takut.
Raut wajahnya masih menunjukkan jika sangat ctak nyaman duduk disamping Erland.
"Ngajak kamu pulang." Jawab Erland dingin.
"Tapi saya bisa pulang sendiri kok pak,saya turun aja ya ?" pinta Adell memaksa.
Erland tak menggubris perkataan Adell,ia tetap fokus menyetir kalaupun Adell tak mau,Adell bingung harus berbuat apa,ingin sekali dia membuka pintu mobil dan kabur secepatnya darisana.
Lama mereka tak mengeluarkan suara,pada akhirnya..
"Kamu gak liat ini mendung? mana bisa saya biarkan pegawai saya kehujanan sendirian,"Ucap Erland dingin,kayak es.
Sontak mata Adell membulat mendengar pernyataan nya.
Sepeduli itukah bos ini pada bawahan nya?
Adell masih mencerna pernyataan yang tak masuk akal ini.
"Masa iya sih bos dingin kayak gini bisa peduli sama pegawainya ? Kayak ada yang aneh,"Batin Adell bertanya tanya.
"Saya gak mau karyawan saya sakit,bisa bisa kerjaan mereka terbengkalai,dan membuat profit perusahaan saya menurun."Celetuk Erland membuat Adell mengernyitkan matanya.
"Aku tarik lagi kata_kata aku barusan !! aku baru memujinya barusan! ternyata cuma gara gara kerjaan,dasar bos gila !!" Adell mengucapkannya dalam hati,bisa digilas mobil kalau Adell berani berkata begitu, Adell seakan tak percaya apa yang didengarnya barusan.
Hatinya terus menggerutu tak henti,jika mengikuti kata otak,Adellmungkin sudah mencekiknya sedari tadi.
"Berikan alamat kamu." Pinta Erlan dengan nada dingin,tanpa memalingkan wajahnya dari jalan.
"Bapak yakin mau nganterin saya pulang?"Sarkas Adell.
"Kalau kamu gak mau,saya turunin kamu disini." Jawabnya masih dengan ekspresi yang sama.
"Orang ini nyebelin banget!kalau bukan bos udah aku tendang keluar! hajar bos sendiri dosa ga sih?!!"Batin Adell menahan kesal.
"Mikirin dosa,bisa jadi dosa dia lebih banyak dari aku." Ucap Adell membatin lagi,sembari bibirnya menyan menyon kayak dukun komat kamit.
"Saya turun disini aja pak!" Ucap Adell yakin.
"Jangan! kamu turun saya pecat!" Cegah Erland masih sama dengan sikap dingin.
Sontak Adell yang hendak membuka pintu,mengurungkan kembali niatnya.
"Ya ampun !! Serius dia CEO?!" Kesal Adell membatin.
"Sabar dell,sabar punya bos begini harus disabarin,jangan gampang emosi." Batin Adell menarik nafas dalam dalam sambil mengusap d**a.
"Kamu kenapa? sesak nafas ?kurang darah?" Tanya Erland terkesan mengejek.
"Dasar gilaaaaaa!" Batin Adell menahan amarah,tanpa terasa ia mengepalkan tangan nya seperti hendak menonjok orang.
Jika Adell tak menyayangi pekerjaannya,mana mau Adell memiliki boss super gila ini.
Dihari pertama saja sudah membuatnya naik darah,mudah-mudahan saja Adell bisa berumur panjang bekerja dengannya.
-
"San,bukannya ada kabar kalau CEO perusahaan ini dateng ya?" Tanya Mia.
"Ya,katanya dia mau rubah semua tatanan jabatan disini,ya tuhan mudah-mudahan saya diangkat jadi direktur." Ucapnya menengadahkan tangan.
Seketika Mia mengusap wajah Akshan.
"Mimpimu ketinggian! jatoh tau rasa!"
Adell tertawa karenyanya,tiba-tiba matanya tertuju pada sebuah gambar atau tepatnya foto seorang lelaki terpajang di depan kantor.
"Itukan?" Adell mencoba mengingat apa yang dilihatnya.
"Nah ini dia! dialah CEO baru perusahaan kita!"
Seketika Adell membulatkan matanya,Ia tak percaya jika lelaki yang dia maki tadi adalah pemilik perusahaan tempatnya bekerja.
"Mati aku!" Batinnya.
-
To Be Continue.....