Setelah menahan rindu semalam satu minggu, sekarang waktunya Gyan melepas semua perasaannya. Saat ini ia dalam perjalanan menuju rumah Rhae untuk bertemu dengannya dan juga Nio. Rasanya sudah tidak sabar. Terutama melihat wajah Rhae yang selama seminggu membuatnya nyaris hilang kewarasan. Ayahnya sampai heran melihatnya gelisah tanpa alasan. “Kira-kira Rhae kangen aku juga nggak, ya?” tanya Gyan pada dirinya sendiri. Lalu senyum lebar tidak bisa ia tahan. “Ah, padahal aku ini bukan abg lagi. Kenapa tingkahku seperti remaja jatuh cinta? Benar-benar memalukan.” Di tengah fokusnya mengemudi dan juga menikmati pikiran liarnya saat nanti bertemu Rhae, tiba-tiba dering ponselmembuyarkan semua lamunannya. Dengan hati-hati ia mengambil benda itu di saku kemejanya dan melihat nama ibunya sebagai