42. KETAKUTAN YANG BELUM TENTU TERJADI

1397 Kata

“Calon suaminya, Rhae.” Kael tersenyum, menatap Rhae dan Gyan secara bergantian dengan kedua mata berbinar. Pria itu seakan turut senang mengenatahui Rhae sudah punya calon suami. Mengingat wanita itu sudah seperti adiknya sendiri, turut bahagia dengan kabar ini. “Senang bertemu kamu lagi, Rhae,” ucap Kael. “Bagaimana dengan Ibu? Apa beliau baik-baik saja? Kalian ke mana saja, saya sempat cari kamu ke alamat di Jakarta tapi hasilnya nihil.” “Ibu sudah nggak ada, Mas.” Mendengar itu, Kael terdiam. Raut wajahnya berubah sedih. Tangannya mengusap tengkuk demi menyembunyikan gejolak di dalam hatinya. “Kapan ibu meninggal?” “Sudah lama, sangat lama, Mas,” jawab Rhae sendu. “Saya …” “Mommy!” Celetukan Nio membuat Kael kaget sekaligus bingung. Pria itu tidak jadi bicara karena perhatiann

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN