40. KEHADIRAN YANG SANGAT BERARTI

1813 Kata

Rhae tidak henti-hentinya mengulas senyum sambil menatap Gyan yang fokus mengemudi. Sementara itu, Nio yang tengah tertidur di kursi belakang karena saat berangkat anak itu masih mengeluh ngantuk. Di dalam hati Rhae, terasa kelegaan. Sejak orang tua Gyan memberikan restu dan menyambut dengan tangan terbuka hubungannya bersama pria itu, Rhae merasa langkahnya semakin ringan. Seakan terbebas dari beban yang menghimpit selama bertahun-tahun. Rhae tidak lagi memiliki ketakutan karena kini ada Gyan di sisinya. Menjadi pelindung dan tanpa lelah di sisinya. “Kamu sudah bawa jaket untuk Nio?” tanya Gyan. “Sudah Mas. Kamu sudah tanya ini sebelum kita pergi.” Gyan tersenyum kecil. “Oh iya? Kayaknya aku mulai pikun.” “Faktor umur mungkin, ya?” “Ayolah, aku belum tua untuk jadi pikun, Rhae,” prot

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN