ENAM PULUH DELAPAN

1471 Kata

“Satria.” Dinda menggeleng mendengar suara adiknya yang dia kenali itu malah teriak-teriak memanggil nama Satria. “Satria, ucul Onty di mana?” Dinda menurunkan Satria dari gendongan dan membiarkannya merangkak. Si kecil yang sudah mengenali suara Ara, dengan antusiasnya si kecil malah keluar. Rian juga di sana bersama dengan Dinda. “Kebiasaan adikmu ya kalau ke sini tuh nggak panggil kamu. Malah panggil keponakannya.” “Ya gitu, Ayah.” Terdengar suara gelak tawa anak mereka ketika Ara juga sudah sampai di sana. “Ibun, mau nambah dedek nggak nanti?” Dinda menoleh malah tersenyum ketika dirangkul oleh Rian. “Mau, tapi nanti ya pas Satria udah mau dua tahun.” “Oke, Ayah pengen yang perempuan sekarang.” “Sama, Ayah.” Dinda tidur di bahu suaminya. “Nggak nyangka ya kita bis

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN