ENAM PULUH SEMBILAN

1679 Kata

“Panggil Ibun dulu, Nak!” Satria memiringkan kepalanya menatap Dinda yang sedang menggendong si kecil. Sambil mengajarkan anaknya memanggil namanya dengan sebutan Ibun, Dinda masih bersabar dalam mendidik si kecil. “Panggil Ibun, sayang.” “Bubun.” Dinda tertawa saat anaknya mencoba memanggilnya. Tingkah Satria yang memang sangat aktif, jadi harus dia awasi setiap waktu. Di rumah ini dia sering dikunjungi oleh mama mertuanya atau orangtuanya berkunjung menengoknya. Mereka bilang kangen dengan Satria. Bahkan mamanya Rian juga ngotot meminta Satria tinggal bersama dengan mereka agar Dinda dan Rian buat anak lain lagi. Mereka mudah ngomong seperti itu, tapi Rian malah tidak bisa menerima saran dari mamanya. Dia tidak mau kalau anaknya tinggal dengan mamanya. Rian juga masih ingin bersa

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN