ENAM PULUH ENAM

1602 Kata

“Ayah, titip Satria bentar, ya. Ibun mau ke belakang dulu. Dipanggil sama, Papi.” Dinda menitipkan anaknya pada Rian ketika dia mendapatkan panggilan dari papinya, barangkali ada yang ingin dibicarakan oleh papinya. Setelah kejadian tadi sore dia dan Rian yang jujur pada maminya Dinda. Sekarang Dinda dipanggil oleh papinya sendiri untuk mengobrol. Dinda bergegas pergi ketika Rian memberikan izin ke sana. Sadar kalau ini adalah pembicaraan keluarga, Rian mengalah dan lebih memilih menjaga anaknya di kamar. Dia bermain dengan si kecil yang teramat sangat lucu ketika senang sekali dengan jentikan tangan dan mudah sekali tertawa. Jujur saja kalau Rian juga gemas dengan tingkah bocah kecilnya ini. teramat sangat menyenangkan baginya menemani Satria. Sementara itu, Dinda sudah ada di tam

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN