Malam itu juga Sajid dan Aya keluar dari rumah Handoko. Tak banyak yang mereka bawa. Sajid menenteng dua buah tas di tangannya. Sedangkan Aya hanya menyandang ranselnya yang terlihat penuh. Aya coba menjelaskan bahwa semua tuduhan itu tidak benar. Aya terus mengatakan bahwa dia tidak mungkin berbuat seperti itu. Air mata terus mengucur. Suaranya nyaris habis karena terus berucap. Tapi, Sajid yang berjalan di depannya tidak peduli. Mereka berdua tengah berada di jalanan yang sunyi. Sajid terus melangkah dengan tatapan kosong. Tak tau hendak ke mana. Tak ada tempat yang hendak mereka tuju. “Bapak harus percaya sama aku, Pak,” rintih Aya lagi. Sajid terus melangkah. Aya pun terus menyusulnya di belakang. “Aku tidak mungkin melakukan hal gila seperti itu!” pekik Aya lagi. Dua buah tas di