Aya fokus dengan layar laptopnya. Tapi sesekali ia melirik Alfian yang kini duduk di depannya seraya bertopang dagu. Mereka berdua baru saja menghabiskan dua porsi nasi padang dengan eksktra lauk dan kerupuk jengkol. Untuk minumannya Alfian juga membawakan dua cup es oyen yang menyegarkan. Keduanya kekenyangan untuk sejenak. Terperangah seperti orang bodoh setelah lambungnya penuh. Dan sesudah itu Alfian menyuruh Aya untuk melanjutkan pekerjaannya. “Terus kamu di sini ngapain?” tanya Aya. “Ngeliatin kamu.” Alfian tersenyum. Aya mendesah. Ia kemudian kembali fokus. Jemarinya sibuk mengetik, tapi tak beberapa lama saat kemudian, dia kembali menatap Alfian. “Aku malah nggak bisa konsentrasi kalo kamu ngeliatin aku seperti itu!” “Terus gimana dong? apa aku pulang saja?” Alfian malah menga