148. Skenario

2161 Kata

Aya berlari sekuat tenaganya keluar dari gerbang kediaman Sanjaya. Ia menatap bingung dan snagat panik. Aya pun tidak tahu harus menuju ke mana saat ini. Dalam situasi yang tidak jelas itu, Aya melihat sorot cahaya lampu dari motor yang mendekat. Ia menudungi matanya karena silau dan ternyata motor itu berhenti di depannya. “Aya …!” Ternyata itu adalah Riski. Dia menatap cemas, tapi aktingnya itu terlihat sangat tidak natural. “Lo udah tau kalo Alfian ….” Riski belum selesai berbicara, tapi Aya sudah naik ke boncengannya. “K-kamu tau di mana dia sekarang, kan? Tolong antarkan aku ke sana.” Riski masih melongo. Padahal dia sudah menghapalkan dialog untuk mengajak Aya ke tempat Alfian. Ternyata Aya malah berinisiatif sendiri. Haruskah ia lega karena tak perlu berakting lebih banyak? Na

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN