“KAMU NGAPAIN, HA …!?” bentak Rahma. Ia berbalik marah dan langsung melayangkan sebuah tamparan di pipi Dino. PLAK. Tamparan yang cukup keras itu hinggap di pipi kanan Dino. Ia menyentuhnya pelan dengan ujung-ujung jemarinya dan kemudian beralih menatap Rahma. “Kamu pantas mendapatkannya!” pekik Rahma. Dino mengangguk. “Iya. Kamu benar.” Jawaban Dino yang membenarkan pernyataannya itu justru membuat Rahma jadi kehilangan kata-kata. Ia membuang napas panjang dan menatap lelaki di depannya itu lekat-lekat. “Aku tidak mau tertuduh lagi menjadi penghalang jalan kamu untuk mendapatkan perempuan yang pantas di sisi kamu. Karena itu aku mohon … berhentilah. Aku juga ingin hidup dengan tenang.” pinta Rahma. “Jadi kamu merasa tenang setelah mencampakkan aku?” tanya Dino.. Eh. Pertanyaa