Aya menggedor-gedor pintu bilik toilet itu sekuat tenaga, tapi ia tetap tidak bisa membukanya. “Toloong … siapapun tolong bukain pintunya!” Panik. Perutnya benar-benar melilit tak jelas. Ia duduk sangat lama dalam bilik toilet itu. Namun saat sudah selesai, tiba-tiba saja pintu itu terkunci. Aya sudah berteriak sangat lama, tetapi tidak ada juga satu pun orang yang membantunya. Dari luar, pintu itu terlihat diganjal dengan tangkai sapu. Ganjalan itu cukup kuat, sehingga saat Aya mendorongnya pun, pintu itu tetap tertutup rapat. Pintu utama toilet yang berada di depan juga sudah ditutup dan ada selembar kertas yang ditempel di sana. Kertas itu bertuliskan. ‘TOILET RUSAK DAN TIDAK BISA DIGUNAKAN’ Jadi wajar saja tidak ada yang mendengar teriakan Aya. Tidak ada juga yang akan masuk ke s