"GARAM?" Dino ikut tercengang dan menatap kaget. Margaretta memijit pelipisnya dengan wajah panik. "Iya. Bagaimana bisa isinya itu garam? Sangat menggelikan." Dino masih mengernyit bingung. Ia bahkan sampai tergelak pelan. "Jadi itulah kenapa pagi ini Alfian masih terlihat baik-baik saja?" Margaretta mengangguk, lalu beranjak duduk di tepi ranjang Dino. Suasana kamar Dino tampak rapi dan sangat luas. Kamar itu bernuansa putih bercampur biru navy, dengan lantai motif kayu dan loteng berwarna putih terang. Tidak ada banyak furniture di kamar itu. Hanya ada tempat tidur, satu buah meja kerja, lemari pakaian dan sebuah cermin besar dengan bagian atas setengah lingkarang yang terletak di sudut ruangan. "Apa mungkin seseorang sudah menukarnya?" desis Margaretta. Secepat itu juga ia mena