Ketegangan Di Pagi Hari.

1077 Kata

Saat matahari tiba dan menyibakkan tirai langit dengan semburat keemasan, Vasko masih terdiam di balik jendela kamarnya yang besar, jendela yang menjadi satu-satunya saksi bisu dari pagi-pagi yang selalu ia habiskan dengan diam. Sorot matanya yang teduh namun menyimpan badai, tertuju pada sosok mungil di kejauhan—Selin—gadis bergaun putih gading yang tengah berjalan perlahan di taman yang perlahan disiram cahaya lembut mentari pagi. Gadis itu akhir-akhir ini memang lebih sering berada di taman, seolah taman itu adalah pelabuhan terakhir tempat ia membuang segala resah, menggantungkan harap pada pucuk daun yang berembun. “Tuan masih saja melihatnya! Mau sampai kapan?” Suara Tedy pecah di antara keheningan pagi, disertai aroma kopi hangat yang menari pelan di udara. Vasko menoleh, pandang

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN