Ana baru saja terbangun dari tidur nya yang tak terasa nyenyak sama sekali. Rasa-rasanya tadi malam ia begitu tidak nyenyak saat ingin tidur. Entah karena alasan apa yang pasti semua ini disebabkan oleh pria bernama Daniel. "Memang kurang ajar!" Kesal Ana sembari memegang bibirnya. "Tapi kenapa ciuman ini rasanya gak asing?" Pikir Ana. Kepalanya mulai berdenyut kembali, seperti sekelabat bayangan dua insan yang tengah berciuman tengah hadir dalam pikiran nya. "Siapa itu?" Gumam Ana. Ana menggelengkan kepalanya. "Ana sayang, ayo makan dulu." Ucap sang mama dipagi hari. Ana menjawab nya sembari mengunci rambut nya mengepol keatas dengan acak. Menampilkan anak rambut yang membuat nya semakin cantik ketika dilihat. Dirinya mulai melangkah ke lantai bawah menuju dapur. Alangkah terke