"Oh, Young Lady, bibimu benar-benar hampir mati karena mengira kau benar-benar diculik."
Tadinya Alex berpikir bibinya itu bakal murkan, tapi ternyata dirinya salah. Bibi Mary seperti langsung bisa memaafkannya begitu mengetahui dirinya pergi bersama James Winston.
"Ajaib, sepertinya Anda punya ilmu sihir, my Lord," bisik Alex saat mereka berdua baru keluar dari ruang yoga bibinya.
James masih berjalan mengiringi gadis itu di sepanjang koridor sampai mereka bertemu Lady Anna sebelum sampai di ujung tangga menuju aula.
Sepertinya Lady Anna memang sengaja menunggu mereka keluar dari ruangan sang Bibi.
"Kurasa tindakan kalian sangat kekanak-kanakan, James," baru kali ini Lady Anabet terang-terangan menunjukkan emosinya.
"Kupikir Anda sudah benar-benar pergi ke utara saat kami kembali, Lady Annabet."
Lady Anabet hampir tersendak mendengar jawaban singkat James barusan, sementara Alex masih berdiri di antara mereka berdua tanpa ingin ikut berkomentar.
" Kurasa aku tidak perlu menjelaskan apapun, jika Lady Annabeth memilih untuk mencemari dirinya sendiri itu sama sekali bukan urusanku."
Seperti patung marmer abadi Lady Annabet membeku di tempatnya berdiri tanpa mengucapkan appun setelahnya. Dari situ semakin jelas mana yang bisa Alex percaya. Mungkin drama itu sudah lama berlalu, dan Alex tak percaya seorang James Winston juga pernah merasa di hianati.
Alex memilih berjalan mengejar James, suara langkah kakinya berderak di antara lorong yang masih memantul.
"Apa karena Lady Annabeth lebih memilih sepupumu ?"
"Apa maksutmu?" James berbalik kesal.
"Kebencianmu itu jelas menunjukkan dia bukannya tak berarti sama sekali bagimu."
"Entahlah, aku juga tak menyalahkan nya, gadis manapun tidak akan mau mempertaruhkan masa depannya untuk menunggu orang sepertiku."
Sepertinya Alex bisa mengerti, pada akhirnya seorang wanita pasti akan memilih pria yang menawarkan keluarga, meski kenyataannya mereka masih saling mencintai mungkin sampai detik ini.
"Jika Lady Annabeth menjadikan kehamilannya hanya untuk menahanmu, pernahkah kau berpikir mungkin masih ada kesempatan bagi kalian."
"Lebih tepatnya untuk menjauhkanmu !" tegas James.
"Apa maksudmu?" Alex balik bertanya dengan kebingungan luarbiasanya.
"Karena, hanya kau yang akan mempercayai dramanya."
"Itu konyol, dia terlalu sempurna untuk merasa cemburu pada gadis sepertiku."
"Berengsek," umpat James lebih untuk dirinya sendiri sebelum kembali berbalik untuk menatap Alex, "kau gadis yang membuatku menunda-nunda kepergianku beberapa minggu ini, bahkan aku rela menghadiri pesta-pesta konyol itu untukmu."
"Omong kosong !" Syok Alex.
"Sekarang apa Anda puas, Lady?" tanya James terdengar pedih.
Oh sial apa artinya semua ini?????
Rasa panas menjalari dadanya meski selanjutnya Alex tetap membiarkan James melangkah pergi karena sebenarnya mereka sama-sama tidak memiliki jawabanya.
*****
Pagi di kediaman keluarga Harrington sama seperti pagi-pagi sebelumnya, bibi Marry sedang menghabiskan waktunya di ruang Yoga, Lady Anna belum nampak keluar dari kamarnya, Alex juga belum berminat untuk turun sarapan, dia masih berdiri di balkon kamarnya menyaksikan kegiatan beberapa pengurus taman yang sedang memotong labirin. Dari tempatnya berdiri Alex tidak sengaja melihat Lord Winston sudah rapi dengan stelan yang dikenakannya, dia nampak segar dengan rambut disisir rapi setelah bercukur, sepertinya pria itu sudah bersiap untuk pergi. Alex hanya sedang tidak ingin tau lebih lanjut, gadis itu segera berpaling kembali masuk kedalam kamarnya begitu menyadari Lord Winston juga sedang memperhatikannya.
Coba duduk kembali mengatur nafasnya untuk lebih tenang, Alex masih diam duduk di ujung ranjang yang seprainya baru saja di ganti dan dirapikan oleh para pelayan, Alex suka aroma bunga lemon yang merambat di luar jendela kamarnya rasanya slalu cukup menenagkan.
Semalam Alex juga sudah banyak berpikir tentang apa yang di ucapkan James kemarin, dan setelah lama berpikir akhirnya dia sampai pada satu kesimpulan, bahwa semuanya tetap tak berarti apa-apa baik bagi dirinya atau James. Lord Winston akan segera pergi meninggalkan inggris, mungkin ke sudut bumi yang lain, Amerika, India atau mungkin Cina, dia bisa kemanapun yang dia suka dengan kebebasannya. Sementara dirinya hanya disuguhi dua pilihan menikah dengan bangsawan manapun pilihan bibinya atau kabur ke Gretna Green untuk mendapatkan sertifikat pernikahan Skotlandia bersama Ethan Harris.
Ayahnya pasti bisa mengerti jika dirinya tidak bisa menikah tanpa Cinta, tapi kabur begitu saja bersama Ethan sepertinya juga akan menyakiti bibinya. Entah kenapa Alex tetap tidak bisa mengabaikannya begitu saja, dan berdiam diri di kamar seperti ini juga bukan tindakan yang berguna. Alex segera bangkit dan berjalan keluar kamarnya mungkin juga dirinya sudah lelah berpikir dan kurang tidur sejak semalam, mungkin udara segar taman akan membantunya berpikir lebih waras.