BAB 7

856 Kata
Finn terbangun dengan kepala yang berat. Ia meraih ponselnya dengan susah payah dan melihat jam. Jam lima pagi. Finn langsung bangun dan mengambil pakaiannya. Ia memakainya dengan cepat.   "Finn, mau ke mana?" Tanya Kayla dengan suara khas bangun tidur. "Pulang, sayang. Ada hal yang harus aku urus." "Hal apa?" Finn nampak berfikir sejenak. "Biasa, orang tuaku. Sudah nanti aku jelaskan ya. Kamu tidur lagi, kalau ada apa-apa kabari aku. Oke."  Kayla mengangguk dan kembali tidur.   Finn bergegas keluar apartement dan menuju parkiran. Ia menyalakan mobilnya dan langsung pergi dari sana. Entah kenapa perasaannya tak enak. Ia kefikiran Elmira. Apa Elmira baik-baik saja? Apa dia sudah sampai rumah? Ponsel Finn masih saja sunyi. Tidak ada kabar sema sekali dari Elmira.   "Sial! Gadis itu membuatku cemas." Finn terus melajukan mobilnya hingga sampai di komplek perumahannya. Ia langsung parkir depan rumah dan masuk ke dalam. Finn tersentak saat melihat tubuh Elmira tergeletak di lantai dengan posisi Telungkup.   "Elmira!" Finn teriak dan langsung membawa tubuh Elmira ke dalam kamarnya. Nafas Elmira nampak teratur. Namun keringat dingin mulai mengucur. Finn mengusap kening Elmira. Finn langsung melotot. "Sial, dia demam. Pasti karena ketiduran di lantai. Bodoh banget sih bisa sampai ketiduran di lantai!"   Finn keluar kamar dan mengambil Kompresan. Ia kembali ke kamar dan mengompres kening Elmira. "Ayah... Elmira takut...." Finn terdiam mendengar gumaman Elmira. Bibir Elmira mulai bergemelutuk. Finn jadi iba melihat Elmira seperti ini. Finn menyelimuti tubuh Elmira agar hangat.   Finn pun merebahkan diri di samping Elmira dan tertidur.     Elmira terbangun dengan kondisi yang lebih baik. Ia mengambil Kompresan dari keningnya dan melihat Finn yang masih tertidur. Elmira bahkan melihat mangkuk yang di pakai untuk tempat kompres. Tanpa sadar Elmira menyunggingkan senyumnya.   Ia mencoba bangun perlahan agar tidak mengganggu tidur Finn yang nampak pulas. Elmira takut, kalau Finn bangun ia akan marah karena tindakan ceroboh dirinya.   "Mau ke mana?" Tanya Finn tiba-tiba. Elmira langsung diam di tempat. Finn bersandar di kepala ranjang dan menatap Elmira dengan wajah ngantuknya. Rambut acak-acakan nya membuat Finn semakin terlihat tampan.   "A-aku... Harus kembali ke kamarku. Dan aku harus membersihkan rumah." Finn menguap dan meminta Elmira untuk mendekat. Elmira pun mendekat dengan ragu. "Kamu bisa berikan saya sebuah ciuman di pagi hari?" "Hah?" Elmira tersentak mundur. Finn terkekeh dan menggerakkan tangannya. "Pergilah."   Elmira langsung buru-buru pergi karena ia takut jika terlalu lama berdua dengan Finn.   Finn menggigit bibirnya. Entah kenapa ia ingin merasakan bibir Elmira. Saat Elmira bergumam, Finn mendekatkan bibirnya pada bibir Elmira. Hembusan nafas Elmira yang wangi membuat Finn penasaran dengan bibir kenyalnya. Apakah semanis wangi nafasnya?   Oh sial... Junior terusik lagi.         Finn sudah siap dengan pakaian kerjanya. Ia melangkah keluar dan menuju ruang makan. Elmira tidak ada, tapi sarapan sudah siap di atas meja. Finn mencari Elmira namun tidak ketemu. Finn pun kembali duduk dan memakan sarapannya.   Sarapan pertama di rumah sendiri?   Saat asik mengunyah makanan. Finn mendengar ribut-ribut di depan. Finn pun bangun dan melihat apa yang terjadi. Finn langsung kaget karena ia melihat Elmira tengah di olok-olok beberapa perempuan. Finn keluar dan mencoba bertanya ada apa.   "Hey, ada apa ini?" Tanya Finn. Elmira merasa sangat malu dan takut. Finn menarik lengan Elmira agar berada di sampingnya. "Kami mau tanya apa benar, perempuan ini istri kamu?" Tanya salah seorang perempuan yang paling muda keliatannya. "Memang kenapa?" Tanya Finn penasaran.   "Kami tidak mau ya, kompleks ini jadi tempat kumpul kebo." Satu orang lagi yang bicara. Finn langsung menahan tawanya. Kumpul kebo? Apa lagi itu.   "Maaf, kami manusia bukan hewan." "Jangan bercanda ya. Kami suka lihat kamu suka bawa perempuan malam-malam ke rumah ini ya kan?" "Oh ya? Kapan?" Mereka nampak bingung sendiri. Elmira melirik Finn yang nampak tenang. Elmira jadi merasa lebih tenang juga.   "Yah... Pokoknya saya pernah lah lihat kamu masuk ke rumah ini dengan perempuan." Finn tersenyum hampir tertawa.   "Maaf ya Bu, ibu juga perempuan. Mama saya juga perempuan. Perempuannya seperti apa? Mudakah? Tua kan? Yang mana?" Ibu-ibu itu semakin ragu dan bingung. Mereka takut kalau salah paham.   "Yasudah itu lupakan saja, yang penting sekarang perempuan yang ini. Dia ini siapa? Udah lapor pak RT belum?" Finn tersenyum dan mengangguk. "Sudah, dan perempuan cantik ini istri saya. Kalau tidak percaya silahkan tanya pak RT nya." Elmira langsung lega karena Finn mengakui dirinya langsung di hadapan para ibu-ibu kompleks. Elmira sendiri heran, padahal kemarin mereka baik-baik saja. Kenapa mendadak mereka jadi curiga dan langsung menuduh Elmira kumpul kebo dengan Finn.   "Bisa tunjukan surat-suratnya?" "Astaga, itu merepotkan. Bagaimana jika ini saja." Finn memperlihatkan jari manisnya dan dan menarik tangan Elmira. Finn menunjukkan kedua cincin yang sama. "Masih ragu?" Finn mengeluarkan cincinnya dan menunjukan nama yang terukir di dalamnya. Tertulis 'Elmira' pun dengan Elmira. Cincinya bertuliskan 'Finn'   "Oh, jadi mas ganteng ini namanya Finn?" Finn melongo dan tertawa. Ibu-ibu itu malah terpesona. "Maaf ya mbak Elmira. Beruntungnya kamu punya suami kaya masnya. Udah ganteng, baik lagi."   "Sudah selesai masalahnya, Bu?" "Eh, iya sudah mas Finn." Entah kenapa Finn merinding mendengar ibu-ibu menyebut namanya. "Kalau begitu saya lanjut kan sarapan saya ya," ucapnya. "Sayang, ayo masuk." Elmira ia tarik dan mengajaknya masuk ke dalam rumah.   Ibu-ibu itu pun pergi dengan perasaan lega karena akhirnya mereka tau nama mas ganteng yang tinggal di komplek mereka.  
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN