1 minggu kemudian... Andriana’s POV Aku duduk termenung di sebelah tubuhnya yang terbaring lemah. Matanya terpejam. Badannya terlihat lebih kurus dibanding saat hari pertama aku bertemu dengannya. Kemarin adalah moment terburuk yang aku lalui selama mengenalnya. Saat itu aku hendak mengembalikan seterikanya. Aku ketuk pintu dan memanggil namanya berulang kali tapi tidak ada jawaban. Aku merasakan sesuatu yang tak enak, hingga kuberanikan diri membuka pintu kamarnya. Sesuatu yang tak pernah kulakukan sebelumnya, membuka pintu kamar seseorang tanpa izin. Aku terperanjat dan hampir kehilangan napas, bahkan untuk bergerak pun serasa mati rasa. Kutemukan Derrel dalam keadaan tak sadarkan diri, berlumuran darah di bagian pergelangan tangannya. Biasanya dia melukai bagian punggung pergelangan

