Rayya’s POV Aku begitu bersemangat hari ini. Rasanya tak sabar untuk masak bersama empat chef lainnya di dapur restaurant kami. Aldefan mengantarku sampai restaurant. Sudah kuduga temanku yang lain memperhatikan kami, bahkan aku rasa mata mereka begitu awas meneliti tiap jengkal suamiku dari ujung kepala sampai kaki. C’mon... mereka sudah melihatnya saat kami resepsi kan? Ya mungkin kesan saat mengenakan baju pengantin dengan baju kasual itu berbeda. Entahlah, memiliki Alde sebagai suamiku, terkadang aku ingin melindunginya. Ia bagai koin kuno bernilai fantastis karena tinggal satu-satunya di dunia ini, dan aku ingin menyimpannya di dalam dompet, aku kekep rapat-rapat agar tak ada yang melihat. Ya tentu saja aku tidak bisa berlaku posesif seperti itu. Laki-laki yang sudah berstatus suami

