CHAPTER TIGA PULUH SEMBILAN : Waktu Belum Berpihak

2083 Kata

                Merasa usahanya percuma saja dalam melawan rasa sesak itu, pada akhirnya Zetta memilih untuk membiarkannya. Zetta tidak melawan, ketika rasa perih itu kembali terasa. Dia tak hendak menyangkal, sewaktu kepahitan itu seolah menjalar. Zetta memejamkan mata. Dalam bayangannya, dia mencabut akar pahit itu sekuat tenaga. Lantas Zetta melepaskannya melalui sebuah embusan napas panjang.                 “Aku sudah memaafkanmu, Destan,” kata Zetta demikian lirih, mirip sebuah bisikan kepada dirinya sendiri. Itu dilakukan Zetta setelah merasa tidak cukup untuk sekadar memperkatakan hal serupa di dalam hati saja.                 Rupanya afirmasi yang dilakukannya tanpa sepengetahuan orang lain itu cukup manjur.                 Perlahan Zetta merasakan adanya kelegaan yang mengali

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN