“Mbak Zetta! Ah, syukurlah! Akhirnya Mbak Zetta siuman. Jangan banyak bergerak dulu, Mbak. Saya panggilkan dokter,” seru Ajeng. “Aku di mana ini?” tanya Zetta lirih sambil memijat kepalanya yang masih terasa pusing. Ajeng mencondongkan badan dan membisiki Zetta, “Mbak Zetta di rumah sakit.” Pandangan mata Zetta dan Fritz pun tertaut. Ia mendapati ada kelegaan di wajah Cowok itu, walau Cowok itu belum mengucapkan sepatah kata saja kepadanya. “Kok bisa ada Fritz di sini? Ini bagaimana ceritanya, kenapa aku bisa ada di sini, Jeng?” bisik Zetta lirih di telinga Ajeng kemudian. “Mbak Zetta tadi pingsan. Lama, Mbak. Kita saja sudah satu jam di rumah sakit. Terus sewaktu Mbak Zetta pingsan di ruma