Author’s POV Vania duduk di hadapan Steve sementara tatapan mata Steve tak lepas menelisik detail penampilan Vania yang terlihat lain dari biasanya. Dia mulai mengenakan make-up minimalis. Bibirnya terlihat lebih merah dari biasanya dan fantasi liar Steve kembali bermain. Dia membayangkan bisa mengecup bibir merah delima itu dengan lumatan ganas hingga membuat Vania tak berdaya. Tapi imajinasinya harus berhenti kala ia disadarkan dengan mimik wajah Vania yang ketus, seakan hendak menerkamnya. “Van, jadi kemarin kamu ketempat Giandra? Gimana keadaannya?” Vania tertegun. Dadanya selalu berdebar hebat setiap kali mendengar nama mantan kekasihnya disebut. Mendengar namanya saja sudah membuat Vania deg-degan. Saat ini dia tengah jatuh cinta pada Giandra dan keinginan untuk memiliki Giandra t

