Aku tidak dapat memungkiri, kalau sebenarnya, aku sangat mengkhawatirkan Sena. Akan tetapi, aku tidak bisa mengabaikan janjiku dengan Liam saat ini. Meskipun egois, aku tidak mau mengecewakannya, yang bersedia mengajakku untuk pergi jalan-jalan. Selain itu, bila boleh berkata jujur, aku sangat menantikan hari ini. Aku ingin pergi berdua dengannya, melakukan apa yang orang lain sebut dengan kencan. Meski ini hanya anggapanku saja, aku tidak peduli. Aku akan menganggapnya demikian meski hanya aku yang berpikir begitu. Aku sama sekali tidak keberatan bila Liam menganggap ini hanya sebatas jalan-jalan yang wajar antar teman, bukan gebetan. Selama bisa pergi bersamanya, aku tidak peduli hal lain. Aku duduk di kasur, dengan kaki senagja diselonjorkan dan setengah badan, dari punggung sampai ke

