Mata Todir dan Eras berkilat-kilat melihat Silvi yang tak kuasa berdiri karena kedatangan mereka. Dua preman itu kelihatan sekali menaruh minat pada Silvi yang dari segi fisik memang terbilang amat cantik, berbeda dengan perempuan desa. Sebelumnya, Todir berniat sendirian saja saat ingin pergi untuk memberi pelajaran pada Silvi. Tapi, di tengah jalan, dia bertemu teman sesama preman, yaitu Eras. Eras yang sama-sama butuh uang, langsung mengajukan diri begitu tahu Todir baru dapat pekerjaan dari Pono. “Ajaklah aku juga, Dir. Kamu kan masih ada utang sama aku. Belum dibayar lho sampai sekarang,” pinta Eras. Todir memang mantan napi. Tapi, jiwa solidaritasnya sangat tinggi. Dia juga anti dengan sebutan tidak tahu balas budi pada orang-orang yang meminjamkan uang saat dia lagi butuh. “Ya s