Ketukan tanpa jeda di pintu kayu itu terdengar semakin nyaring diikuti teriakan yang penuh amarah memanggil si pemilik rumah. “s****n kamu! Cepat keluar! Woy! Pono! Keluar sini cepat! Jangan jadi pengecut! s****n kau!” Teriakan Agung benar-benar penuh tenaga. Terlihat wajahnya merah penuh amarah. Ia masih memanggil Pono yang tak kunjung keluar juga padahal keributan itu sudah mengganggu lingkungan warga sekitar. Mereka yang melihat aksi Agung ini tak berani mencegahnya karena emosi Agung yang tengah berada di puncaknya, akan sulit ditenangkan. Jadi, mereka hanya berharap tidak akan terjadi sesuatu yang buruk diantara Pono dan Agung. Kembali ke situasi di mana Pono belum juga membukakan pintu rumahnya padahal lampu menyala di dalam rumahnya dan bahkan sayup-sayup terdengar suara televisi