Siang itu, Tejo kembali berkumpul bersama Slamet dan satu temannya yang lain di warung kopi langganan mereka setelah selesai bekerja di sawah. Melihat situasi warung kopi yang cukup sepi, Tejo memberitahu dua temannya itu jika acara penggandaan uang yang tempo hari mereka lakukan telah membuahkan hasil seperti yang mereka harapkan. Dukun itu ternyata memang benar-benar sakti seperti yang digembar-gemborkan dan tidak hanya sekedar menipu. “Untunglah kalau begitu. Aku ikut merasa lega mendengarnya.” Kata Slamet seraya menyesap kopi hitam pekat pesanannya. “Tuh, kan. Apa aku bilang. Coba dulu,” Slamet berdecak. “Kemarin saja panik karena takut ditipu. Sekarang giliran tahu jika ternyata dukun itu bisa menggandakan uang, tidak berhenti tersenyum lebar kamu.” Cibir pria itu. Tejo sama sekal