“s**l!” Pemuda itu kembali mengumpat kesal. Untuk yang ke sekian kalinya. Dengan kasar, Pono melampiaskan kekesalannya dengan cara membanting pintu begitu dia tiba di rumah. Dengan napas terangah-terangah karena habis berlari agar tidak ketahuan warga, Pono langsung berjalan menuju dapur untuk mengambil segelas air minum dan menandaskannya dalam sekali teguk. Peluh membasahi pelipis pemuda itu. Namun Pono sama sekali tak terlihat terganggu. Sebab yang ada di dalam benak Pono sekarang hanya penyesalan. Gagal sudah rencananya untuk mendapatkan uang lebih banyak. Pono menyesal terlalu lama membuang-buang waktu. Padahal tinggal selangkah lagi dia akan kembali mendapatkan uang banyak, namun semua usaha Pono menjadi sia-sia karena ulah warga sekitar yang mulai menaruh curiga padanya. Ck! Men