Pagi itu Ara bosan sekali. Setelah sarapan bersama dengan Raka, Ara langsung ke kamar setelah mengantar Raka berangkat kerja di halaman depan. Di dalam kamar, yang Ara lakukan hanya menonton TV, setelah bosan ia murung memperhatikan halaman luar seraya duduk di kursi yang berada di balkon kamar. Langit siang itu sangat biru, awan putih juga menghiasinya memperindah pemandangan. "Jadi pengen masuk kerja, bosen banget," keluh Ara. Saat pikirannya kosong, Ara jadi ingat percakapannya tadi bersama Raka. Apa salah Ara menolak kartu yang diberikan Raka? Ara tidak mau dicap menyusahkan karena ia hanya orang miskin, namun kenapa Raka malah berpikir bahwa ia munafik? Seburuk itu kah Ara di mata Raka? Padahal Ara sudah melakukan yang terbaik untuk tidak menyusahkan Raka. "Emang sebaik apa sih