15 - Mimpi

1002 Kata

Raka terkesiap dalam tidurnya. Ia bangun seraya menghempaskan selimutnya. Raka melihat celananya yang sudah basah. Pria itu mengumpat. Ia mengusap wajahnya. Bagaimana mungkin dia bermimpi hal kotor seperti itu? Terlebih bersama Ara, istri yang tidak diharapkannya? Sial! umpat Raka dalam hati. Semuanya mimpi, tapi seperti nyata. Entah harus senang atau tidak, namun Raka bersyukur bahwa semuanya hanya mimpi. Jika hal itu nyata, mau ditaruh mana mukanya? Raka memperhatikan Ara yang masih nyenyak tertidur. Karena takut belum terbangun, Raka menampar pipinya sendiri. Ia meringis karena merasakan sakit dan tersadar bahwa kini ia sudah bangun dan tidak lagi berada di dunia mimpi. Raka turun, ia melihat jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh. Raka terlambat bangun karena mimpi anehnya b

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN