Pintu ruangan kerja Raka terketuk, pria itu menoleh dan tahu kalau yang mengetuk adalah sekretarisnya. Sebelum pintu terbuka, Raka langsung menahannya dengan bersuara lantang. "Jangan masuk!" seru Raka. Ia tidak mau sekretarisnya melihat kondisi Fiona yang berantakan seperti ini. Ia juga tidak mau dituduh yang tidak tidak karena membiarkan mantan kekasihnya datang ke kantornya. "Pak, meeting akan segera dimulai," ucap sekretaris Raka. "Iya, saya akan ke sana. Kamu duluan saja," balas Raka. Terdengar langkah kaki yang menjauh dari ruangan. Raka kembali menatap Fiona, ia mengusap puncak kepala Fiona lembut. "Fiona, dengar," ucap Raka. Fiona menatap Raka dengan kedua mata basahnya. Wanita itu masih tidak berhenti menangis. "Aku meeting dulu. Kamu tunggu di sini bisa?" tanya Raka. "