Raka menelan ludahnya susah payah. Adi, nama yang disebutkan oleh Fiona seperti lelucon. Raka sampai tidak bisa berkata kata lagi. Ia bingung bagaimana merespon Fiona. Raka takut salah bicara, ia juga takut apa yang keluar dari mulutnya justru memperkeruh suasana. "Adi jahat sama aku, Raka. Dia jahat," lirih Fiona tidak berhenti menangis. Saat suasana semakin canggung dan mencekam, ponsel di saku Raka berdering. Ia refleks mengambil ponsel yang ia sakui. Saat melihat siapa yang menelepon, Raka sempat ragu untuk mengangkat karena saat ini ia sedang bersama Fiona. Namun Raka juga tidak mau mengabaikan teleponnya. Ara, dia adalah orang yang menelepon Raka. Setelah menimang, akhirnya Raka menerima telepon dari istrinya. Ia tidak bisa mengabaikan Ara begitu saja. "Halo," sapa Raka. Suar