Setelah kegiatan panas mereka, Raka langsung tidur. Ia tidak jadi mandi karena kelelahan. Hanya Ara yang mandi lagi. Tidak mungkin ia tidak mandi karena ia akan ke bawah untuk menemui ibu mertuanya yang sedang menjaga putrinya Cleo. Sebelum benar benar turun ke lantai satu, Ara duduk di tepi ranjang. Wanita itu menatap suaminya yang terlihat pulas tertidur. Bahkan Raka belum memakai baju. Ia hanya mengenakan bokser dan bersembunyi di balik selimut saja. Ara mengusap rambut Raka yang berantakan agar tidak menutupi wajahnya. Ia juga membenarkan letak selimut Raka yang agak melorot itu. “Semoga cuma pikiran buruk aku, Kak. Semoga nggak jadi kenyataan apa yang aku takutkan,” ucap Ara pelan. Semuanya terasa indah, akhir akhir ini semua mimpi Ara seolah menjadi kenyataan. Jika kebahagiaa