Aura kesedihan begitu mencekam di sebuah ruangan yang di d******i warna putih. Hanya ada jeritan monitor yang mengisi keheningan ruangan tersebut. Di sana terbaring seorang pria ditopang mesin-mesin yang terhubung dengan tubuhnya. Pria berbadan tegap itu masih belum sadarkan diri pasca operasi di bagian perutnya karena luka tusukan. Sementara itu di luar kamar perawatan suara isak tangis bersahutan dari dua wanita berbeda umur dan seorang pria paruh baya menatap prihatin pada tubuh yang terbaring itu melalui jendela kaca yang memisahkannya dengan tubuh sang putra. Semua berawal dari kedatangan pria bernama Alvian. Awalnya semua terkesan baik-baik saja, meski pria itu memaksa berbicara dengan Maharani. Lalu selang beberapa waktu, datang suami Maharani—Amir. Dua pria dewasa itu berbicara d